Selasa, 15 Maret 2011

Pidato Politik Nusron Wahid Saat Terpilih Menjadi Ketum PP ANSOR



Sesaat setelah terpilih sebagai Ketua Umum GP Ansor, dalam acara penutupan kongres, Nusron Wahid mengawali kepemimpinannya dengan suatu pidato kemenangan yang sangat meyakinkan para pemuda Ansor. Berikut beberapa petikan dari pidato itu:

“Saudara-saudara sekalian peserta kongres yang saya hormati, pada hari ini kita akan mengawali sebuah perjalanan baru, yang ini bukan akhir, tapi ini adalah awal dari kita yang ingin menatap masa depan. Oleh karena itu, dalam pidato kemenangan ini atau pidato terpilihnya saya sebagai ketua umum, kami ingin tegaskan bahwa setelah kongres ini kita bersama-sama membangun basis gerakan Ansor di daerahnya masing-masing.”

“Kita akhiri pertikaian-pertikaian dan konflik-konflik yang terjadi selama kongres ini. kita tidak akan lagi ada kelompok-kelompok di dalam menjalankan organisasi. Meskipun kemarin banyak kandidat, tidak akan ada lagi friksi-friksi maupun dendam ataupun kesumat dalam rangka menjalankan roda organisasi. Maka itu, pertama saya ucapkan terima kasih sekali, yang pertama kepada sahabat Saifullah Yusuf selaku penangggung jawab Kongres ke-14 di Surabaya ini, yang kedua kepada semua peserta kongres, pertama adalah mereka yang melakukan dukungan dan amanah kepada kami, yang kedua kepada seluruh peserta kongres, baik yang mendukung maupun tidak, baik yang terlibat sebagai peseta maupun tidak….”

“Sahabat-sahabat sekalian, saya yakini lima tahun mendatang kita banyak tantangan, lima tahun mendatang kita akan mengalami masa-masa kerja. Tahun 2014 bukan tujuan. Sekali lagi, tahun 2014 bukan tujuan. Politik itu adalah sah, tapi perjuangan Gerakan Pemuda Ansor tidak hanya perjuangan politik, tapi perjuangan Gerakan Pemuda Ansor adalah perjuangan gerakan kultural kebudayaan dalam rangka membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik….”

“Sahabat-sahabat sekalian, Nahdlatul ulama sebagai organisasi induk kita yang mempunyai misi Islam ahlus sunnah wal jama’ah, yang berbasis inklusif, yang menjadi ciri khas Islam di dunia merupakan Islam yang akan menjad prototype dalam pembentukan karakter ke-Indonesiaan maupun karakter Islam inklusif di dunia. Maka itu sahabat-sahabat sekalian, masa depan Ansor mendatang tidak hanya menentukan arah perjalanan bangsa Indonesia tapi akan menentukan arah perjalanan bangsa di dunia.”

“Sahabat-sahabat sekalian, pada saat ini dunia telah bergerak ke arah Timur, dulu peradaban Barat, tapi sekarang bergerak ke arah Timur. Islam menjadi satu-satunya alternative. Apalagi Islam di Indonesia adalah Islam yang menerima perbedaan, Islam yang toleran, Islam yang inklusif dan Islam yang memahami karakter dan paradigma-paradigma demokratis. Dan saya yakin Gerakan Pemuda Ansor akan menjadi komponen utama dalam rangka membangun dan membawa agama dan bangsa Indonesia menjadi bagian dari peradaban dunia.”

“Saat ini hanya ada peradaban Barat, peradaban Arab, peradaban Cina, peradaban Rusia, tapi belum ada peradaban Indonesia yang diperhitungkan dalam panggung internasional. Bersama dengan akhlak dan akal budi serta dengan cita-cita dan paradigm internasional dan ke NU-an. Saya yakin dengan bimbingan para a’wan dan bimbingan para kyai dan para intelektual, kita tidak akan sekedar bicara dalam konteks ke-Indonesiaan saja, tapi juga bicara dalam konteks-konteks Internasional…….”

“Para hadirin, kita akan usung dalam konteks menggunakan paradigm urut kacang. Kalau pada level-level jabatan elite politik kita harus memberikan kepada pihak-pihak yang paling mumpuni. Maka kalau pada masa yang akan datang, yang paling mumpuni adalah sahabat Saifullah Yusuf, maka kita semua harus dengan ikhlas mengusung beliau untuk menjadi salah satu pemimpin nasional. Sekali lagi saya katakana, diantara kita jangan ada lagi friksi-friksi diantara kita. Kita sebagai anak muda NU, mohon maaf, sudah capek, sudah lelah dengan pertikaian-pertikaian dan dengan berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat NU.”

“Bangsa Indonesia membutuhkan NU, tapi NU-nya makin hari makin tidak diminati oleh masyarakat, karena ibarat rumah seperti kosong karena penghuninya pada keluar karena rumahnya kotor. Karena itu wajib tugasnya bagi Gerakan Pemuda Ansor untuk membenahi rumah besar kita, yaitu jam’iyyah NU. Sehingga jam’iyyah NU kembali menjadi payung besar bagi umat Islam Indonesia.”

“Akhirul kalam, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, maka pada pidato yang pertama kami ini, pertama yang ingin kami sampaikan adalah pesan sebagai berikut: Setelah kemenangan ini, kami minta jangan dukung saya, tapi kritiklah saya. Dan yang kedua adalah tagihlah janji-janji program saya.”

Itulah kutipan pidato kemenangan yang disampaikan oleh Nusron Wahid pada forum penutupan Kongres GP Ansor ke-14 di Surabaya. Ada beberapa poin penting yang perlu digaris-bawahi dari janji-janji yang ia sampaikan, antara lain adalah membangun basis-basis Ansor di daerah, membawa Ansor kepada perjuangan cultural, mewujudkan Islam Indonesia yang insklusif dan toleran, membawa Ansor untuk berbicara dalam forum-forum dunia, membenahi NU dan menghentikan pertikaian antar warga NU, khususnya dalam bidang politik, dengan cara memberikan kesempatan dan dukungan kepada kader NU dan Ansor yang mumpuni untuk muncul sebagai figure pimpinan nasional.

Sumber ; http://pekerjamuseum.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar