Selasa, 21 Juni 2011

Kota-kota Paling 'Berbahaya' di Asia

Oleh Andrew Willis

Inilah kota-kota terbaik di Asia yang akan mengakomodasi berbagai kenakalan Anda.

Tujuh kota sibuk di Asia ini menawarkan berbagai macam godaan. Anda bisa makan dengan rakus di Taipei atau menjadi seorang pesolek di Manila. Kota-kota ini bisa menjadi alasan tersendiri untuk berdosa.


1. Kerakusan: Taipei, Taiwan

Makanan murah bisa Anda temukan di manapun, siang maupun malam.

Ada 18 jalan di Taipei yang didedikasikan hanya untuk berjualan makanan. Di tempat-tempat yang biasanya akan terdapat halte bus, di Taipei Anda akan menemukan makanan panggang. Trotoar menjadi kios penganan. Bau tahu fermentasi pun memenuhi udara.

Pasar malam di Taipei jadi terkenal karena pilihan camilannya. Biasanya, makanan-makanan ini dikenal dengan sebutan xiaochi, yang arti harfiahnya adalah “makanan kecil”. Harga makanan kecil ini antara $ 1-2.

Perut Anda sangat mudah membuncit di kota ini.


2. Kemalasan: Seoul, Korea Selatan

Jika tidak lembur, orang-orang Korea Selatan akan menghabiskan bandwidth.

Internet di Seoul sudah ditata, dikelola, dan dirapikan sedemikian rupa sampai, saking cepatnya, orang tidak perlu bergerak ke mana-mana. Penduduk Korea Selatan bisa berjam-jam bermain World of Warcraft dengan nyaman.

Korea Selatan ada di peringkat 15 kota termalas di dunia (dan nomor satu di Asia) oleh The Daily Beast. Dan ada alasan mereka bisa menjadi lebih malas lagi.

Proposal terbaru dari pemerintah mengusulkan kemajuan teknologi digital. Alasannya adalah permintaan dari game online dan video streaming di Seoul. Pada 2012, kecepatan Internet di kota berpenduduk 39 juta orang ini bisa mencapai 1000 Mbps.



3. Kebanggaan: Manila, Philippines


Wanita-wanita Filipina terkenal akan kecantikannya. Tapi para prianya terlalu sibuk mematut-matut diri mereka sendiri di depan cermin.

Menurut penelitian terbaru dari Synovate, pria Filipina adalah yang paling narsisistik di Asia. Sekitar 48 persen dari pria-pria ini meyakini diri mereka menarik secara seksual.

Dan sekitar 9 dari 10 pria yang mencabut alisnya mengaku, mereka ingin terlihat keren untuk dirinya sendiri, bukan untuk memikat wanita.

Jika dibandingkan, hanya 25 persen pria di Singapura yang yakin dirinya atraktif. Angka itu hanya mencapai 17 persen di Cina dan Taiwan, sementara di Hongkong hanya 12 persen pria yang berpikir mereka menarik.


4. Ketamakan: Shenzhen, Cina

Saat semua orang berusaha menghemat pengeluarkan, Shenzhen tak henti-hentinya mengeluarkan miliaran dolar untuk membeli produk-produk teknologi tinggi.

Shenzhen adalah satu dari sekian banyak kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pemasukan domestik bruto provinsi ini mencapai $ 42 miliar — itu artinya lebih dari PDB negara seperti Guatemala, Lebanon, dan empat kali lebih besar dari Islandia.

Tinggal tunggu waktu sampai ada 1 miliar jutawan di Cina. Filosofi Shenzhen berkata, jika kamu tidak bisa menghasilkan satu juta, maka hasilkanlah satu miliar.


5. Gairah: Tokyo, Jepang

Industri seks Jepang diperkirakan mencapai ¥ 2.5 triliun ($ 30 miliar), nomor dua di bawah industri otomotifnya.

Menurut penulis “Pink Box”, Joan Sinclair, “Jepang bisa menawarkan apa pun yang bisa Anda bayangkan.”

Dari porno yang menjijikkan sampai pelayan kafe, Tokyo seperti seorang pria tua berpikiran jorok di tubuh seorang remaja. Dan dia memuaskan keinginan-keinginan kotornya dengan semangat seorang eksibisionis.

Tokyo adalah kota yang bisa memenuhi fetis Anda, atau tempat Anda bisa dimandikan oleh seorang remaja muda berseragam.



6. Iri: New Delhi, India

Pada 2010, orang India adalah emigran kedua terbesar dunia setelah Meksiko. Data ini berdasarkan Migration and Remittances Factbook 2011 dari Bank Dunia.

Ada sekitar 11,4 juta orang India yang bermigrasi untuk mencari penghidupan lebih baik. India dan ibu kotanya, New Delhi, mengalami sindrom “rumput tetangga lebih hijau” yang terparah.



7. Dendam: Pyongyang, Korea Utara

Keras kepala, suka membuka konfrontasi, antidamai... ibu kota Korea Utara seperti remaja labil Asia. Tetapi, tidak seperti remaja yang suka mengekspresikan rasa ketidakamanan mereka dengan menindik bagian tubuh atau mewarnai rambut, Korea Utara lebih suka menenggelamkan kapal atau menembaki pulau-pulau dengan peluru.

Olahraga nasional Korea Utara adalah Taekwondo. Jika terjadi kekurangan pangan, maka militerlah yang lebih dulu dilayani. Film-film propaganda terus-menerus berbicara tentang kekuatan tak terlihat tentara Korea Utara. Poster-poster di Pyongyang juga berpesan, “Kedamaian ada di ujung bayonet.”

Dengan penduduk sekitar 24 juta orang, Korea Utara memiliki 1 juta tentara.

sumber : Yahoo

Rabu, 15 Juni 2011

Fenomena Alam 16 Juni, Gerhana Bulan Total Terlama Tahun Ini

Posted by siaga on June 15th, 2011
Gerhana Bulan Total Fenomena Alam 16 Juni, Gerhana Bulan Total Terlama Tahun InisiAGAnews – Kamis, 16 Juni 2011 mendatang Indonesia akan mengalami gerhana bulan total terlama untuk tahun ini.
“Gerhana bulan total nanti akan terjadi sekitar 1,5 jam,” kata Thomas Djamaluddin, profesor riset bidang astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Total durasi gerhana, dari mulai gerhana bulan sebagian awal sampai akhir, kata Djamal, diperkirakan berlangsung selama 3 jam 20 menit, yakni dari pukul 01.22 WIB – 05.02 WIB. Durasi itu, Djamal menambahkan, lebih panjang dari gerhana bulan total yang juga akan terjadi pada 10 Desember 2011 mendatang.
Dibandingkan dengan gerhana bulan Desember nanti, gerhana 16 Mei ini juga memiliki peluang lebih besar untuk bisa dinikmati dengan mata telanjang, mengingat saat ini memasuki musim kemarau. “Gerhana bulan Desember nanti relatif lebih sulit diprediksi, karena berada di musim hujan,” kata dia.
Djamal juga mengungkapkan, ini kesempatan bagi masyarakat untuk mengetahui kualitas lapisan atmosfer bagian atas (lapisan stratosfer yang berada di ketinggian di atas 5.000 meter dari permukaan bumi) yang mungkin selama ini ‘dicemari’ oleh akumulasi debu-debu vulkanik.
Pasalnya, debu-debu vulkanik yang sampai di lapisan atmosfer bagian atas, bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Contohnya, letusan Gunung Pinatubo yang terjadi pada 1991 dan memakan ratusan korban jiwa, debu vulkaniknya bertahan hingga dua tahun.
Menurut Djamal, kualitas atmosfer itu bisa diukur dengan melihat kecerahan warna garis antara bayangan bumi dengan cahaya bulan. Bila warna cahaya bulan terlihat cerah dan tegas, maka kualitas atmosfer lebih baik. Tapi bila warnanya lebih gelap, maka kualitas atmosfer lebih buruk.
Djamal memisalkan, setelah letusan Gunung Tambora pada 1815 yang menewaskan sekitar 100 ribu jiwa, atmosfer lapisan bumi saat itu tertutup debu vulkanik sampai beberapa waktu sehingga saat gerhana bulan, garis antara bayangan bumi dengan cahaya bulan berwarna gelap dan baur.
eclipse Fenomena Alam 16 Juni, Gerhana Bulan Total Terlama Tahun Ini
Selain itu, Djamal juga menerangkan, ketika gerhana bulan total terjadi, maka bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis dan secara teoritis potensi pelepasan energi tektonik atau vulkanik berada di titik maksimum. Sebab, saat itu gaya tarik yang dialami oleh bumi melebihi gaya tarik di waktu-waktu pasang biasa pada tiap awal dan tengah bulan.
“Secara teori peluang pelepasan energi di waktu itu berada di kondisi maksimum. Namun, kita tidak bisa memastikan kapan energi tersebut benar-benar dilepaskan sehingga bisa terjadi gempa atau letusan gunung berapi,” kata Djamal.
Oleh karenanya, kata Djamal, sebaiknya kita tak terlalu mencemaskan hal itu. Sebaliknya menurut Djamal, ini merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan gerhana bulan dengan lebih baik. “Kita bisa bangun lebih awal, melakukan salat gerhana, dan menyaksikan gerhana bulan yang relatif cukup panjang.

Rabu, 01 Juni 2011

DIKLATSAR BANSER JAKUT : Sekjen Ansor: Banser Siap Bantu Tumpas Teroris

Selasa, 31 Mei 2011 12:23

Jakarta (gp-ansor.org): Banser atau Barisan Ansor Serbaguna adalah tenaga inti Gerakan Pemuda Ansor di bawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama (NU), karenanya apapun yang terjadi pada diri NU baik ancaman maupun upaya kelompok lain untuk merongrong NU, Banser harus tampil menjadi garda terdepan dalam membentengi NU.
“Jadi, masuk Ansor atau Banser berarti jiwa raga sudah siap untuk NU,” ujar Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor M Aqil Irham saat membuka acara diklatsar Banser yang digelar Satkorcab Banser bersama Pengurus Cabang Ansor Jakarta Utara, Senin, (30/5).
Hadir dalam acara pembukaan diklat Banser yang digelar selama tiga hari itu, Sekjen GP Ansor mewakili Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid, Ketua Cabang Ansor Jakut Abdul Azis, Komandan Satkorcab Banser Jakut Supriyadi, Pengurus Cabang NU Jakut dan 200 peserta diklat Banser dari berbagai cabang dan rayon di Jakarta Utara.
Lebih lanjut Aqil Irham mengatakan, semua peserta jangan kuatir kalau sudah menjadi Ansor atau Banser anda dijadikan teroris. Justru sebaliknya kata Aqil, andalah yang akan menumpas teroris itu. Selain itu katanya, masuk Ansor berarti anda akan menemukan kedamaian dan ketentraman, karena NU selalu identik dengan kedamaian, menghormati budaya lokal dan rahmat bagi kita semuanya. “Sekali lagi, Banser tidak mengenal paksaaan dan kekerasan,” kata Sekjen.
Sementara itu, Komandan Satkorcab Jakarta Utara Supriyadi mengatakan, tema besar yang kami angkat dalam diklat kali ini adalah “Membentuk generasi Banser yang militan sebagai Banser perkotaan”, sesuai dengan tema inilah para peserta diharapkan benar-benar menjadi kader Banser yang militan dan solid terhadap NU. “Terpenting adalah memperaktikan apa yang sudah didapat dari diklat,” ujarnya.
Tambah Supriyadi, diadakannya diklat ini bertujuan untuk melakukan kaderisasi, karena tanpa kaderisasi sebuah organisasi tidak akan jalan dan berkembang, hal itu juga sesuai dengan amanat para pemimpin Banser. “Diklat seperti ini akan terus kita adakan,” ujarnya.
Selain untuk kaderisasi, kata Supriadi, juga untuk penguatan ke-NU-an, karena materi yang disampaikan tidak lepas dari materi ke-Ansor-an dan penguatan ke-Aswaja-an. Banser juga harus paham betul apa itu Aswaja, terpenting lagi adalah menjalankan nilai-nilai ke-Aswaja-an. “Kami juga memasukan materi keterampilan dan perekonomian;” ungkapnya.
Menurut Supriyadi, antusias pemuda Jakut untuk menjadi kader Banser sangat tinggi, begitu juga dalam masalah perekrutan kader terbilang gampang akan tetapi yang susah adalah merawat kader-kader yang sudah didiklat. “Karenannya kita harus mempunyai pola atau format yang jelas untuk masalah perawatan kader Banser ini,” tegas Komandan.
Sumber: nu.or.id